Apa saja Panggilan untuk ‘Nenek’ dalam Bahasa Korea?
Orang-orang di korea selatan memanggil nenek mereka dengan dua panggilan, yakni 할머니 (halmeoni) jika sang nenek berasal dari pihak ayah (orangtua dari ayah) dan 외할머이 (oehalmeoni) jika nenek berasal dari pihak ibu (orangtua dari ibu). Meski aturannya begitu, cucu-cucu yang masih kecil tak jarang memanggil nenek mereka dengan sebutan “halmi”, sebagai bentuk singkat dari kata “halmeoni”.

orang korea selatan memanggil nenek – www.kapanlagi.com
masyarakat Korea memang seringkali menggunakan aturan yang cukup rumit untuk sekedar mengatur nama panggilan untuk anggota keluarga. Misalnya, panggilan untuk kakak (saudara yang lebih tua) akan berbeda jika Ia berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Begitu juga jika si adik berbeda jenis kelaminnya, maka akan berbeda pula nama panggilannya. Maka dari itu, kata 외 (oe) yang ditambahkan di depan kata 할머니 (halmeoni) sebagai panggilan ‘nenek' cukup sederhana untuk mencirikannya dari pihak Ayah.
budaya keluarga tradisional Korea
Pengaruh Konfusius telah berkembang pesat di Korea dibandingkan negara-negara lainnya di Asia. Dampaknya adalah kesenjangan gender yang amat kentara, dimana kaum wanita seringkali dijauhkan dari akses pendidikan dan terpencil dari dunia luar.
Pernikahan seorang wanita diatur sepenuhnya oleh keluarga dan menjadi salah satu peristiwa paling traumatis bagi hidup seorang wanita di Korea. Seketika Ia harus menikah dengan orang asing, meninggalkan keluarganya, dan hidup bersama keluarga mertua yang cenderung tidak kooperatif. Seorang wanita diwajibkan mampu menghasilkan keturunan laki-laki jika tidak ingin diceraikan oleh suaminya.
Budaya Keluarga modern Korea
Ketika Perang Dunia II berakhir, Korea mulai berkiblat pada paham industrialisasi. Arah baru ini juga merubah kehidupan keluarga, dimana anak-anak kini tak bisa tinggal di rumah tangga orang tua mereka lagi karena harus bekerja di pabrik-pabrik baru. Tidak ada lagi kediktatoran dalam keluarga, dan wanita lebih bebas mencari akses pada pendidikan dan pekerjaan.
Meski begitu, cara-cara lama tak sepenuhnya ditinggalkan. Banyak anak muda yang mencari bantuan dari orang tua mereka untuk memilih pasangan ketika tiba waktunya berumah tangga. Wanita yang bekerja di luar rumah juga sesekali masih melakukan sebagian pekerjaan rumah tangga dan merawat anak-anak mereka.
*SH